Oleh: Khumaidi*
Kurang lebih 14 tahun yang lalu ane di tempa, di didik, diarahkan dan di bimbing oleh para ustadz.
Program sederhana yang diangkat cukup terasa manfa’atnya di daerah tempat ane dan kawan2 berdakwah.
Hanya 2 program yang di usung ringan tapi dibutuhkan yaitu bahasa Arab dan bahasa inggris, oh iya ada tambahan satu lagi hafalan 1 juz Al Qur’an. Juz 30.
Membaca coretan bang ketua pusat pengembangan dan tsaqofah islamiyah pemhida jatim. Seolah-olah membuka lembaran memori yang mulai terlupakan. Mungkin karena kesibukan tempat dakwah yang cukup variatif membuat memori terjal hilang.
Bukan berarti seperti pepatah ” kacang lupa kulitnya” ane sangat takut dianggap seperti itu. Maka perlu dan penting diadakan kegiatan2 yang akan memberikan sumbangsih kepada kampus.
Iya..
Itu adalah kampus panceng, yang cukup banyak menyimpan cerita, mulai dari jauh dari kota, pegunungan terjal, air susah, sumur tempat kawan2 mandi dan cuci baju jaraknya lumayan jauh kurang lebih 1 kiluan. Selesai kembali dari sumur bisa di pastikan keringat mulai membasahi baju.
Menjadi suatu kebahagiaan jika hujan sudah datang. Karena disini bak kamar mandi akan terisi dan cukup di pake 2-3 hari.
Masih bayak cerita indah dan menyalakan semangat perjuangan.
Itulah gambaran singkat, sederhana kehidupan ane selama di kampus panceng.
Bisa di bayangkan..
dari 75 mahasiswa yang diterima saat semester satu hanya 34 yang lulus dan di wisuda.
Karena seleksi alam yang cukup ketat dan membutuhkan kesabaran tingkat tinggi dan membutuhkan kecerdasan sepritual yang matang.
Tentunya berkat kesabaran dan Do’a para asaatidzah ane dan kawan2 bisa bertahan di tempat dakwah, dan perjuangan islamiyah dengan tetap mengusung maintrem dakwah dan tarbiyahnya.
Akhirnya..
Jadi kangen dengan kampus ukhuwah, kampus perjuangan, tempaan para da’i dan ilmuan sesuai keahliannya masing2.
Ingin segera bertandang ke sana, lagi-lagi karena wabah yang terus membayang- bayangi. Rasa takut dan was-was.
Ingin rasanya ada kegiatan lagi dan lagi karena dari gubuk dan tempat yang sederhana itulah menuai barokah hingga ke seluruh nusantara.
Tinggal berharap Yaa Allah kapan wabah ini akan berakhir, segera cabut wabah ini dari akar2 nya dan kembalikan kebersamaan kami dalam bingkai ukhuwah Syabab Hidayatullah.
* Depertemen Pengkaderan Pemuda Jatim dan guru SD Integral al-Fattah, Batu