Oleh: Moh. Syahri Sauma*
Menjadi kaya adalah idaman semua manusia. Kadang kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita telah kaya. Sebagaimana Allah berfirman, sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Al-Insyirah:4). Allah memberi modal dengan bentuk kita yang terbaik.
Perjalanan hidup manusia, terutama umat muslim di Negara kita. Kurang lebih tiga bulan (maret-mei) Pandemi menggurita di Negri Indonesia. Situasi yang tidak mudah memang, bagaimanan tidak permasalahan mendasar adalah tentang kesehatan manusia. Kini, permasalahan pandemic tidak hanya sekedar kesehatan saja, sudah menyerang ke ekonomi masyarakat di semua lapisan. Terlebih masyarakat menengah kebawah.
Penulis menulis judul Healt Is Wealth (Kesehatan adalah Kekayaan), terinspirasi dari Hadis Nabi SAW bersabda: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari).
Ibnu Jauzi Mengatakan, “Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun tidak memiliki waktu luang karena sibnuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang manusia punya waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat. Apabila terkumpul dua kenikmatan tersebut. Sungguh akan datang malas dalam melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya).”
Dalam kondisi ‘sempit’ ekonomi seperti sekarang, jangan sampai kita melupakan juga yang namanya kesehatan dan waktu luang. Rasulullah SAW bersabda, Manfaatkan lima perkaran sebelum lima perkara. “ Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang waktu miskinmu, masa luangmu sebelum datang waktu sempitmu dan hidupmu sebelum datang matimu.” (HR Al Hakim).
‘Kalkulasi’ Kekayaan
Coba kita renungkan, betapa mahalnya kesehatan kita dan betapa kayanya kita. Sebagai contoh, orang sakit sesak nafas? atau butuh bantuan oksigen? Tabung oksigen lengkap yang kecil sekitar 800rb dengan rincian ukuran tabung ¼ m3, isi 2,5 Kg, ukuran tabung 500 mL estimasi durasi habis tabung 30 menit -1 jam (non stop). Jika satu hari butuh berapa tabung? Berapa rupiah, untuk sekedar menghirup oksigen.
Bagi orang yang sakit gagal ginjal. Sebab darah yang penuh racun akan berbahaya bila tidak dibersihkan. Per sekali cuci darah kisaran 800-1000K. bisa dilakukan tindakan cuci darah sepekan dua kali. Jika ini harus dilakukan seumur hidup? Berapa nominal yang harus kita bayarkan? Padahal Allah kasih kenikmatan sehat kepada kita free.
Jika sakit-sakit yang lain tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit? Jantung, Liver, Tumor otak dan lain sebagainya. Betapa besarnya sebuah kenikmatan sehat. Allah berfirman, “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlanya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. An Nahl:18)
New Normal VS Islamic Life Style
Pemerintah akhir-akhir ini memunculkan istilah new normal (cara hidup baru) dan hidup berdampingan dengan virus corona dan sebentar lagi akan diterapkan untuk beberapa daerah di Indonesia. (nasional.kompas.com). Dilain sisi, Ketua Umum MUI Sumbar memunculkan istilah “Islamic Life Style” (Gaya Hidup Islami) sebagai pengganti istilah “New Normal”.
Penulis menilai bahwa, ini adalah tentang kesehatan. Gaya Hidup Islami sudah sejak 15 abad yang lalu menyuruh cuci tangan, minimal 5 kali dalam sehari ketika hendak shalat wajib. Belum lagi anjuran untuk selalu menjaga wudhu. Itu artinya setiap lepas wudhu, setiap itu juga kembali cuci tangan. Kalau jaga jarak, tak hanya jarak yang dijaga, tapi juga pandangan untuk tak melihat hal-hal yang tak dibolehkan.
Ditambah pula, tiap keluar rumah harus baca doa dan selama perjalanan selama berzikir kepada Allah SWT. Jadi, tak ada istilah keluar rumah itu berleha-leha tak karuan, tanpa jelas keperluan apa yang hendak dicari. Soal masker, bahkan kaum perempuan sudah sejak dulu dianjurkan pakai cadar. Kaum laki-laki pakai sorban, yang bisa digunakan sebagai penutup mulut, bila udara atau suhu dirasakan tak baik.Jadi, Gaya Hidup Islami adalah cara hidup yang sangat normal dari sejak dulu.
Dalam buku JSR (Jurus Sehat Rasulullah) karya dr. Zaidul Akbarmengatakan bahwa, saat dunia belum mengenal pola tidur yang sehat, saat dunia belum mengerti pentingnya mandi, saat dunia belum tahu menjaga diri dari berbagai unsur berbahaya dari luar, Rasulullah sudah mengajarkan itu semua kepada para sahabat.
Pola kehidupan Rasulullah digabungkan dengan saat ini, dalam rangka menuju ketaatan kepada Allah dan Rasulullah. Dengan demikian, kita bisa merasakan kemudahan sebagai umat Islam untuk menjadi sehat dan semakin dekat dengan Allah dan sunah Rasulullah.
Oleh karena itu, semua syariat dalam Islam merupakan sarana penyehatan bagi tubuh kita. Namun, yang paling penting, syariat yang kita kerjakan tersebut bukan hanya ditujukan untuk menyehatkan tubuh, melaikan juga untuk menaati Allah dan Rasulullah. Percuma hidup sehat tapi tidak membuat taat. Semoga kesehatan merupakan kekayaan adalah kekayaan yang membuat kita semakin taat dan bermanfaat untuk umat.
*Ketua Pemhida Jatim, Da’i dan Pemerhati Kesehatan