Oleh : Muhammad Fauzan*
Ada sebuah kalam dari salah satu sahabat Umar ibnu Khattab yakni إِنَّ فِى الْعُزْلَةِ رَاحَةً مِنْ خُلَطَاءِ السُّوْءِ artinya sesungguhnya di dalam uzlah itu menentramkan hati dari pada bergaul dengan orang yang tidak baik tingkah lakunya. Akhir-akhir ini pergaulan di masyarakat apalagi yang didominasi anak muda adalah jauh dari pada nilai-nilai Islami. Bagaimana pergaulan anak zaman milenial sudah semakin tidak terkontrol. Ditambah lagi dengan tayangan-tayangan yang kurang mendidik. Sebagai contoh pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan tanpa batas dan usia. Sejak SMP bahkan SD, anak zaman sekarang sudah mengenal istilah pacaran.
Sudah berani menyatakan rasa sayangnya kepada orang lain dengan dilandasi nafsu. Belum lagi ketika kita menyaksikan di beberapa media cetak maupun elektronik, tawuran antar pelajar bahkan antar sekolah, yang lebih ngeri lagi adalah sudah teracuni dengan barang haram yang telah dilarang di negeri ini yakni Narkoba. Dari beberapa contoh di atas, orang tua dan pendidik dibuat pusing tujuh keliling dengan penanganan hal-hal semacam itu.
Media sosial turut membantu bagaimana menyebarkan konten-konten yang sama sekali tidak bermanfaat. Mulai video porno, youtube yang penuh dengan acara prank, dan lain sebagainya. Beragam permasalahan tersebut acapkali disikapi dengan acuh tak acuh. Seringkali keluhan orang tua atau pendidik manakala anak usia dini sudah dipegangi yang namanya HP (Hand Phone). Alat canggih yang selalu tidak terlupakan untuk dibawa kemana-mana.
Harga yang cukup terjangkau oleh semua kalangan sudah dilengkapi berbagai fitur dan aplikasi yang mendukung. Sudah tidak zamannya lagi, ketika anak tidak menggunakan HP. Di berbagai tempat dan waktu, kita mendapati anak kecil ramai-ramai mojok menggunakan HP dan asyik dengan sendirinya. Ada yang bermain game dengan beragam permainan yang ada baik game online atau game offline, atau mereka asyik berselancar ke youtube yang menghadirkan tayangan apa saja yang kita inginkan.
Tanpa control dan sikap tidak peduli dari sebagian orang tua tatkala anak tidak mengganggu aktivitas orang tua, maka jalan satu-satunya adalah memberikan dan memfasilitasi HP. Tayangan, acara, dan beragam konten yang ada di youtube, dengan mengetik apa yang kita inginkan, maka muncul video yang kita harapkan.
Inilah makna bagaimana beruzlah dari pada bergaul dengan yang tidak baik tingkah lakunya. Bagaimana caranya? Cara terbaik yakni ketika anak diberikan sebuah tanggungjawab dan aktivitas yang mendukung untuk mengembangkan kreativitasnya. Tidak sekedar menghabiskan waktu dengan teman-temannya dengan kegiatan tanpa manfaat, tapi memanfaatkan waktu sedemikian rupa untuk terus mengasah mental dan rohani. Mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan sekolah, mengaji dan menghafal Quran serta memahami makna yang terkandung di dalamnya, serta belajar dengan terstruktur di sekolah.
Inilah yang ditawarkan oleh LPI Ar-Rohmah Pesantren Hidayatullah Malang. Kesempatan baik tidak terbuang percuma, maka keluhan dan permasalahan orang tua yakni bagaimana anaknya menjadi orang yang bermanfaat di sekitarnya dan untuk masa depannya bahkan bisa menghindarkan dari siksa api neraka. Waktu sedemikian rupa yang tersusun rapi di pesantren serta kegiatan yang mendukung kreativitas anaknya, menjadikan ketenangan bagi orangtua masa kini.
Lantas apa yang ditawarkan oleh pesantren yang berlokasi di ujung Kabupaten Malang berbatasan dengan Kota Wisata Batu ini? Kesempatan kali ini, kami akan mengutip apa yang disampaikan oleh Pembina LPI Ar-Rohmah Ust. Dr. ali Imron, M.Ag. yakni, menjadikan pesantren sebagai solusi. Apa solusi yang ditawarkan? Melalui lembaga pendidikan SMP-SMA Ar-Rohmah Pesantren Hidayatullah Malang, hadir memberikan solusi bagi orangtua di masa milenial, yakni:
1. Adab dan akhlak
Sebagaimana pada tulisan di atas tadi, seringkali kita jumpai ketika anak sedang asyik bersama teman-temannya dan berselancar di dunia maya, kita dapati bahwa anak tersebut pada dasarnya menikmati kebersamaan dan saling mempercayai dengan temannya dibandingkan menyelesaikan permasalahan kepada orangtuanya. Sehingga ketika kebersamaan dan saling percaya ke sesama teman yang dipengaruhi oleh HP, maka hilanglah kebersamaan dengan orangtua dan keluarga.
Sikap acuh dan tepo seliro yang senantiasa dijaga orangtuanya turun temurun seakan sirna tatkala perkataan dan tindak tanduk anaknya tidak sekalipun menunjukkan adab dan akhlak yang baik. Ketika memanggil orangtua atau orang yang lebih tua dengan panggilan yang tidak sesuai nama bahkan seringkali panggilan bro dan sebagainya. Atau tatkala anak melewati di depan orangtua/orang yang lebih tua, tanpa sungkan dan ucapan permisi lagi, bahkan ada yang lari sekencang-kencangnya walaupun jarak yang cukup dekat dengan mereka. Inilah yang ingin ditawarkan pesantren untuk menjaga adab dan akhlak yang diwarisi oleh para Nabi dan ulama agar terus terus terjaga. Maka hal penting adalah ketika menanamkan adab dan akhlak sejak dini sebelum menuntut ilmu. Maka, adab perlu dipahamkan, dicontohkan, dan dibiasakan.
2. Tahfidz Al Quran
Al Quran adalah kitab suci bagi umat Islam. Al Quran berisi petunjuk untuk hidup manusia. Menghafal al Quran termasuk ibadah sebagai tujuan hidup dalam Islam jika dilakukan ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia sebagaimana fungsi al Quran dalam kehidupan dan keajaiban al Quran di dunia.
Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al Quran, adalah mereka yang memiliki hafalan al Quran sebagai cara dan bentuk manfaat membaca al Quran setiap hari . Allah berfirman, “Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.” (QS. al-Ankabut: 49).
Di SMP-SMA Ar-Rohmah menawarkan pendidikan integral yang memadukan antara pendidikan Agama yang didesain dengan mengacu Sistematika Wahyu dari Hidayatullah sekaligus pendalaman Al Quran dan menghafalkannya serta pendidikan Nasional (Diknas). Maka keseharian anak selain belajar pelajaran umum yang ada di sekolah, mereka kembali ke asrama untuk belajar mendalami al Quran dan menghafalkannya. Dengan target 30 Juz untuk kelas Takhasus, 15 juz untuk kelas tahfidz, dan 5 juz untuk kelas regular.
3. Dasar bahasa asing
Ketika memasuki masa 4.0 seperti saat ini, kita dihadapkan pada kemajuan teknologi dan kemampuan berbahasa. Maka, SMP-SMA Ar-Rohmah menawarkan pendidikan integral yang terpadu antara pendidikan agama, pendidikan nasional, dan mengembangkan dengan menggunakan bahasa asing. Hal ini penting sebagai dasar dalam mengarungi peradaban masa depan.
Jika mampu menguasai bahasa, maka diharapkan mampu bersaing di dunia pendidikan, usaha, dan lain sebagainya. Program bahasa asing yang diterapkan di SMP-SMA Ar-Rohmah diharapkan dapat memacu untuk terus bersaing. Adapun program bahasa asing, diaplikasikan di sekolah dengan menggunakan bahasa Inggris, sementara pendalaman bahasa Arab di asrama.
4. Matrikulasi mata pelajaran
Apa itu matrikulasi? Program matrikulasi diartikan sebagai kegiatan pemenuhan kompetensi peserta didik agar kesenjangan antara muatan/substansi dan pengalaman belajar (learning experience) dari kurikulum yang berbeda dapat dipenuhi sesuai dengan kompetensi yang harus dipenuhi.
Artinya, mata pelajaran yang memenuhi subtansi dan pengalaman belajar lebih diutamakan dan tidak menafikan mata pelajaran yang lainnya. Sehingga anak lebih focus untuk belajar yang diharapkan dapat memenuhi apa yang diinginkan untuk pembelajaran yang akan dating sesuai dengan komptensi yang dimiliki.
Adapun matrikulasi pelajaran yang ada di SMP-SMA Ar-Rohmah yakni mata pelajaran yang mengacu akan kompetensi siswa sekaligus mengasah mental spiritualnya. Maka pendalaman maple sangat penting untuk memacu siswa lebih intens.
Demikian beberapa hal yang ditawarkan oleh LPI Ar-Rohmah Pesantren Hidayatullah melalui program pendidikan yang ada yakni SMP-SMA Ar-Rohmah. Anak didik tidak hanya diajarkan mata pelajaran yang umum diajarkan di sekolah, tetapi juga diajarkan dan pendalaman bahasa asing yang intens serta mendapatkan pembelajaran yang menitikberatkan mental spiritual melalui kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren.
Life skills diasah sedemikian rupa dengan tidak melupakan ruhani, perpaduan yang sangat dibutuhkan bagi anak didik untuk mengarungi masa depan. Maka, pesantren sebagai solusi untuk orangtua adalah solusi yang terbaik untuk saat ini. Di Ar-Rohmah anak akan dididik menjadi anak yang Takwa, Cerdas, dan Mandiri.
*Da’i dan Guru di Ponpes Hidayatullah Malang, Kabid Organisasi Pemhida Jatim