Oleh: Moh. Syahri Sauma*
Salah satu bahasan paling ‘hot’ belakangan ini adalah NewNormal. Tema ini nampaknya menjadi satu hal yang melekat pada banyak aspek kehidupan banyak orang, di banyak tempat, bahkan hingga lintas negara.
Pada mesin pencari Google misalnya, ketika menulis kata kunci NewNormal 2020 di tanggal 03 Juni 2020, dalam hitungan kurang dari 1 detik, langsung ditemukannya hasil sebanyak hampir 2,5 milyar! Wow! Ada apakah dengan New Normal ini?
New normal adalah digital world. Tata kelola dunia yang baru adalah dunia digital, digital ekonomi, digital payment dan digital living. Kita semua tahu bahwa kaum milenial generasi Y (tahun kelahiran 1981-1994) dan generasi Z (tahun kelahiran 1995-2010) dan generasi di bawahnya, adalah generasi terkoneksi dengan digital, atau di sebut dengan Gen C (generasi connected), meminjam istilahnya Mardigu Bossman atau yang disebut dengan generasi Alpha (tahun kelahiran 2010-sekarang).
Peluang dan Tantangan Generasi New Milenial
Pada tahun 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun). Penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. (Siaran Pers Kemetrian PPN/Bapenas).
Keberhasilan suatu negara dalam mengelola kelompok usia produktif bergantung pada kemampuan Negara tersebut dalam menyiapkan generasinya agar dapat memanfaatkan celah kesempatan (window of opportunity). Tidak semua Negara berhasil memanfaatkan bonus demografi. Jepang Negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi, sedangkan Brasil dan Afrika selatan dinilai gagal dalam memanfaatkannya.
Lalu bagaimana dengan negara kita, Indonesia? Dua kekuatan raksasa dunia saat ini, China dan Amerika (the tail of 2 country). Kedua Negara ini sedang berperang dari semua sisi, terutama ekonomi dan militer. Secara kemiliteran, Amerika masih mendominasi. Namun secara teknologi, China sudah menyamai. Secara perdangangan? China sudah menguassai dunia, secara logistic dan distribusi? China sudah menang.
Ketika Covid-19 melanda seluruh Negara belahan dunia. Amerika dan China sibuk menyiapkan ‘perang’ karena manuver saling tuding penyebar dan pembuat virus corona. Keduanya sama-sama punya kekuatan yang luar biasa. Baik militer, industri maupun teknologi.
Coba kita perhatikan tentang teknologi yang dilakukan oleh China? Sosmed dan informasi buatan Amerika di China tidak bisa masuk. Karena di China punya system tersendiri. Baidu Googlenya China, Alibaba Amazonnya China, Wechat Whatsappnya China, Renre Facebooknya China, Youku Youtubenya China, Nice Instagramnya China dan QQ adalah gmailnya China.
Nasionalisme China dan cinta kepada produknya dalam negerinya sendiri merupakan langkah revolusioner yang mereka lakukan. Alibaba menguasai 80% market baru Amazon boleh masuk, wechat menguasai 90% baru Whatsaap boleh masuk, Uber tidak boleh masuk sampai sisichuxing menguasai 80% pasar China, Wei bo menguasai China baru twitter boleh masuk.
Indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia. Sekitar 256.820.000 jiwa. (globalreligiousfutures,2019). Muslim di Indonesia juga yang melakukan andil terbesar dalam kemerdekaan Negara Indonesia. Karenanya, era now normal seharunya menjadi titik untuk memulai dan titik untuk bangkit gernerasi muslim milenial Indonesia. Jangan sampe asset besar bangsan Indonesia yakni SDA (sumber daya alam) dikuasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dalam memikul amanah jabatan Negara.
Oleh karena itu, Pada tulisan ini, penulis mencoba menganalisa harus ada redesign new milineal Indonesia, harus ada gerakan dan platform baru dari new milineal untuk menyongsong bonus demografi Indonesia. Paling tidak, penulis membahas mengklasifikasakna new milineal dengan empat pilar new milineal.
Empat Pilar New Milineal
Pertama, pilar new tauhid vision. Dengan mepertajam visi tauhid. Mengesakan Allah. Allah satu-satunya Tuhan yang disembah dan tempat meminta pertolongan.Allah menganalogikan orang-rang bertauhid Ibarat sebuah pohon.
Dalam Surat Ibrahim ayat 24-25. Allah berfirman; “Tidakkah kau perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhan-Nya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
Kedua, pilar new spirit berqur’an. Sebagai seorang pemuda muslim mencitai al-qur’an adalah sebuah kewajiban. Allah berfirman; “ Katakanlah (Muhammad). “Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku niscaya Allah mencintaimu dan menghapus dosa-dosamu. Allah Maha pengampun, lagi Maha penyayang (Ali Imran:31).
RAsulullah Juga bersabda, Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang kepada keduanya, yaitu Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunah Nabi-Nya (HR Malik dari Umar bin Khatab No.1935). maka, Indahnya hiduppara pemuda milineal dalam bingkai cinta bersama al-qur’an.
Ketiga, pilarnewactivity near from masjid. Pada zaman Nabi Muhammad, masjid sebagai central semua kativitas dan kegiatan masyarakat. Sepatutnya kita juga menjadikan masjid sebagai basis berkumpul, pusat politik, pusat ekonomi, pusat pendidikan, pusat dakwahdan sebagai pusat peradaban. Tidak hanya aktivitas keagamaan tetapi semau aktivitas muamalah dan siyasah.
Pada hari kiamat, Allah SWT bakal mengumpulkan segenap manusia dari semua generasi di padang mahsyar. Tempat terbuka. Tidak ada satu naungan kecuali naungan Allah. Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah. Salah satunya adalah pemuda yang konsisten beramal dalam kebajikan, senantiasa menautkan hatinya dan berusaha keras memakmurkan masjid dalam hidupnya.
Keempat, pilar new value. Membangun nilai integrritas, loyalias dan kapasitas seorang pemuda milineal. Dengan mengedepankan kekuatan karakter sidiq, tabligh, amanah dan fatonah. Pemuda yang punya mental juang tidak hanya sekedari cari uang. Tapi ada nilai yang dibangun, ada cita-cita yang ingin digapai da nada hamasah yang terpatri dalam diri. Maka, tidak mungkin tantangan dan peluang generasi new milenial akan digapai di masa mendatang.
Oleh karena itu, saat yang tepat untuk generasi new milineal dalam mengambil peran. Jangan banyak baperan. Wujudkan Islam sebagai peradaban dambaan. Empat pilar new milineal sebagai mindset berfikir dan beraktivitas.
*Ketua Pemuda Hidayatullah Jatim dan Kaprodi KPI STAIL Surabaya.