Oleh : Herman Sutarman, Lc*
Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia ada marahil dan athwarnya ( tingkatan-tingkatan dan tahapan-tahapannya ). Berawal dari sesuatu yang lemah, ia diciptakan dari asal yang lemah, yaitu : maain mahiin ( air yang hina : yaitu mani ). atau nuthfah, kemudian menjadi‘alaqah ( segumpal darah ), lalu berubah menjadi mudhghah ( segumpal daging ). Lalu Allah subhanahu wata’ala tiupkan ruh kepadanya. Masa ini adalah masa dha’if ( yang lemah ).
Setelah bayi dalam kandungan dilahirkan ke dunia ini, ia pun akan mempunyai masa, yaitu masa bayi, kemudian ia beranjak menjadi anak-anak, sehingga ia pun berada dalam masa anak-anak, masa ini pun masih masa yang lemah, bahkan hukum syariat pun tidak berlaku kepada mereka. Karena mereka terlalu lemah untuk membawa amanah dan belum paham terhadap khithobullah ( pesan Allah ) subhanahu wata’ala.
Setelah melewati masa anak-anak, ia akan berhadapan dengan masa emas dan kekuatan, yaitu masa muda. masa dimulainya dan berlakunya hukum-hukum Allah, amanah-amanah Allah subhanahu wata’ala.
Masa muda adalah masa emas dan kekuatan, dimana manusia sudah melewati masa lemahnya di dalam kandungan dan masa anak-anak, marhalah as-syabab ( masa muda ) di mulai dari usia baligh sampai usia 40 tahun. Sungguh tidak pantas mundur ke masa yang lemah jika sudah menduduki masa muda, dan sungguh tidak pantas, terburu-buru menjadi lemah masuk pada masa tua padahal di usia muda. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
{ اللهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَايَشَاءُ وَهُوَ العَلِيْمُ القَدِيْرُ } . الرّوم : 45
Allahlah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kalian) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan ( kalian ) setelah kuat itu lemah ( kembali ) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. dan Dia maha mengetahui, maha kuasa. ( Q.S. Ar-rum : 45 )
Di dalam kitab hasyiyah as-shawi ‘ala tafsir jalalain disebutkan bahwa kata dha’f ( lemah ) yang pertama maksudnya adalah asalnya lemah, kemudian kata dha’f ( lemah ) yang kedua adalah lemahnya masa anak-anak, sementara kata quwwah ( kuat ) setelah lemah adalah masa muda, quwwatu as-syabab ( kekuatan seorang pemuda ), sementara kata dha’f ( lemah ) setelah quwwah ( kuat ) adalah masa tua. Begitu juga Ibnu katsir rahimahullahu menyebutkan, bahwa yang di maksud quwwah ba’da dha’f ( kuat setelah lemah ) adalah syaab ( pemuda ). Al-imam al-Qurthubi pun menyebutkan dalam tafsirnya “al-jami’ liahkamilqur’an” mahawa, kata quwwah ba’da da’f adalah pemuda.
Bagaimana pemuda sejati itu ??
Pemuda sejati adalah Pemuda yang kuat. kuat imannya, kuat akalnya, kuat pemikirannya, kuat prinsipnya, kuat karakternya, kuat mentalnya dan kuat jasadnya. Tidak cocok mengaku seorang pemuda jika lemah dari berbagai sisi, tidak punya kekuatan dan gairah kebaikan dalam hidupnya, suka mengandalkan orang lain, tidak mau bergerak dan berkarya.
ayat di atas memberikan banyak pelajaran kepada kita, bahwa lemah dan kuat, semuanya ada masa dan waktunya. Dan masa kuat itu adalah masa muda. Sehingga, sangat tidak relevan jika seorang pemuda di masa mudanya, masa yang kuat dijadikan masa yang lemah, tidak mau bangkit dan bergerak dalam kebaikan. dan juga tidak pantas jika masa yang kuat digunakan untuk hal-hal yang negative dan tidak bermanfaat.
Mari, masa muda, masa kuat dan gemilang ini, kita gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, dengan memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Melalui membantu orang lain, menyenangkan orang lain dan menabur kemanfatan-kemanfatan dan kebaika-kebaikan yang tak terbatas kepada orang lain.
*Dosen dan Ketua Bidang Diniyah dan Bahasa Arab STAI Luqman al Hakim Surabaya, Alumni Universitas Madinah