Oleh : Muhammad Fauzan*
Pendidikan adalah senjata utama untuk memecahkan hampir semua yang kita hadapi di kehidupan sehari-hari. Mengutip ungkapkan populer Nelson Mandela; Education is the most powerful weapon which you can use to change the world (pendidikan adalah senjata paling hebat yang kamu dapat gunakan untuk mengubah dunia).
Saat ini terbukti perubahan sekolah pada abad 21 menghadapi tantangan yang lebih kompleks dengan berkembangnya teknologi informasi. Tuntutan perubahan dunia yang begitu dinamis mendorong semua element harus mampu beradaptasi sesuai perkembangan zaman. Jadi apa yang harus kita lakukan demi meningkatkan kualitas generasi muda yang unggul? Apa yang harus dilakukan sekolah untuk menghadapi perkembangan zaman?
Pada sebuah rapat kerja LPI Ar-Rohmah Pesantren Hidayatullah Malang, Pembina LPI Ar-Rohmah Ust. DR. KH. Ali Imron, M.Ag. mengatakan bahwa jika sekolah ini menjadi penggubah dunia, maka setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Santri memiliki passion yang kuat “Change the World”
Bagi kalangan yang belum memahami bagaimana peran serta seorang santri bagi Negara ini, maka jika ingin menyekolahkan anaknya maka akan disekolahkan di sekolah negeri. Anggapan bahwa, apabila anaknya dimasukkan ke pesantren, maka yang terjadi adalah tidak berkembangnya pemikiran pada anaknya. Inilah stigma yang selama ini jika hanya pesantren sebagai tempat yang kolot.
Perlu diketahui bahwa, para pemimpin negeri ini yang sukses menjalankan roda kepemimpinannya, maka akan kita temui bahwa santri sangat berperan bagi negeri ini bahkan untuk dunia. Oleh karena itu, menjadikan santri memiliki passion yang kuat. Yang ada dalam pikiran dan hati mereka, selain mempelajari kitab dan buku yang ada di pesantren, yakni bagaimana bias merubah dunia menjadi lebih baik.
Gairah ini perlu disikapi dan diimplementasikan dalam jiwa santri, tidak mungkin mereka akan menjadi seorang pemimpin, apabila di dalam pikiran dan hati mereka tidak ada semangat untuk menjadi seorang pemimpin. Mereka ditempa 24 jam dalam sebuah kegiatan menjauhkan mereka dari hal-hal yang kurang bermanfaat.
Setiap pagi sebelum shubuh, dibangunkan untuk menunaikan sholat malam sebagai ikhtiar jalan satu-satunya untuk mencurahkan persoalan dan mencari jalan solusi adalah kepada Allah. Dilanjutkan dengan sholat shubuh, ngaji, persiapan sekolah, hingga malam pun masih penuh dengan kegiatan. Jadi, pesantren adalah tempat solusi mencetak seorang santri untuk merubah dunia.
Mereka (santri) sekolah untuk mengasah rasa ingin tahu, merangsang imajinasi, dan berolah kreativitas, dan daya cipta
Ketika santri sudah merasakan bagaimana sudah mencurahkan segala persoalan kepada Allah, maka mereka akan merasakan bagaimana santri diasah untuk memiliki rasa ingin tahu. Apa hakikat sebenarnya belajar di sebuah pesantren? Apa keuntungannya tinggal di pesantren?
Pertanyaan-pertanyaan ini muncul ketika pertama kali santri menginjakkan kaki di pesantren. Bayangan mereka, apabila tinggal di pesantren, maka yang terjadi adalah tempat tinggal yang kumuh, jorok, bahkan gatalan. Namun, ketika merasakan dan mengetahui sudut demi sudut yang ada di LPI Ar-Rohmah Pesantren Hidayatullah Malang, mereka merasakan betul bagaimana tatanan setiap sudut sangat diperhatikan.
Selain itu, pergaulan yang ada di pesantren dengan beragam latar belakang santri dari berbagai daerah, membuat jiwa santri memiliki rasa ingin tahu seperti apa teman saya, guru saya, ustadz saya, dan lain sebagainya.
Ketika di rumah, segala aktivitas bahkan mungkin fasilitas sangat mendukung, tetapi yang dihadapi saat ini ketika masuk pesantren, semua fasilitas yang ada di rumah tidak dijumpainya, maka timbullah rasa kreativitas, imajinasi, dan daya cipta yang tinggi dari seorang santri. Oleh karenanya, fasilitas yang terbatas tidak menjadikan alasan untuk menciptakan kreativitas.
Santri yang kreatif, cerdas, dan berdaya cipta tinggi, tidak menjadikan fasilitas sebagai tolok ukur. Justru, yang ada di benak seorang santri adalah bagaimana dengan kegiatan yang padat serta fasilitas yang ada menjadikan daya piker menjadi berkembang, maju, dan bervisioner ke depan. Sehingga, diharapkan kelak mereka ketika tiba saatnya untuk terjun ke masyarakat menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya.
Sekolah tidak tercerabut dari lingkungan masyarakatnya, santri bukan enclave tetapi mereka hadir untuk menjadi solusi bagi persoalan riil masyarakatnya
Setelah memiliki passion yang kuat yakni santri penggubah dunia, serta memiliki daya cipta, imajinasi, dan kreativitas yang tinggi, maka ketika dihadapkan sebuah permasalahan yang terjadi di masyarakat, santri sudah memiliki bekal yang kuat dan tahan banting bahkan ia menjadi problem solver di masyarakat.
Tidak hanya sebagai pelengkap atau objek di masyarakat, tetapi santri memiliki solusi yang tepat, hebat, serta jitu ketika dihadapkan persoalan-persoalan.
Inilah pentingnya pendidikan di pesantren. Wadah terbaik untuk mengasah dan mendidik santri sesuai arahan visi yang ada di Ar-Rohmah. Santri tidak lagi terganggu dengan kegiatan yang sepadan dengan kegiatan pemuda pada umumnya, tetapi disibukkan dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat.
Santri tidak terkontaminasi hal-hal yang tidak baik, tetapi santri mendapatkan asupan yang bergizi berupa didikan mental yang kuat, spiritualitas yang hebat, asah kepekaan yang tinggi serta kreativitas yang cemerlang di tempat yang serba terbatas.
Hadirnya santri sebagai problem solver di masyarakat, diharapkan sebagai pengubah wajah masyarakat yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam, maka kehadiran santri adalah bagaikan oase di padang pasir.
Semoga santri SMP-SMA Ar-Rohmah Pesantren Hidayatullah Malang, hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai pembawa penawar kebaikan di sekitarnya. Kehadiran santri Ar-Rohmah adalah menjadikan solusi jitu, acuan serta harapan bangsa dan Negara.
*Da’i dan Guru di Ponpes Hidayatullah Malang, Kabid Organisasi Pemhida Jatim